ABAH LANDOENG: Jejak 'Oemar Bakrie' di Balik Konferensi Asia Afrika 1955

- 29 Juni 2024, 12:00 WIB
Abah Landoeng, Oemar Bakri saksi sejarah KAA 1955
Abah Landoeng, Oemar Bakri saksi sejarah KAA 1955 /dok Diskominfo Bandung /

KEBANDUNG. PIKIRAN RAKYAT - Abah Landoeng adalah saksi sejarah penting dalam perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 di Bandung. Tugasnya adalah mengumpulkan mobil-mobil untuk para delegasi KAA, sebuah pekerjaan yang tidak mudah dan penuh tantangan.

Setelah menyelesaikan tugas mengajarnya di sore hari, Abah Landoeng mulai berkeliling mencari mobil. Menggunakan sepeda onthelnya, ia menyusuri berbagai tempat di Bandung setiap malam. Selama dua minggu, ia berhasil mengumpulkan 14 mobil mewah pada masanya, seperti Mercy, Dodge, dan Impala. Kepercayaan penuh dari para pemilik mobil terhadap Abah Landoeng menjadi kunci keberhasilannya.

Para pemilik mobil mengenal Abah Landoeng sebagai seorang guru yang berdedikasi. Mobil-mobil tersebut dipinjamkan tanpa biaya sewa untuk digunakan oleh para delegasi KAA. Dengan waktu yang terbatas, Abah Landoeng berhasil mengumpulkan 14 mobil yang kemudian bergabung dengan ratusan mobil lainnya selama konferensi berlangsung.

Baca Juga: Warung Purnama Djaya Hidden Gem Baru di Pusat Kota Bandung. Nongkrong Murah Mulai dari Tujuh Ribu Rupiah Saja!

Tak hanya itu, Presiden Soekarno juga pernah meminta Abah Landoeng menjadi Pawang Hujan saat KAA berlangsung. Setelah konferensi selesai, Abah Landoeng kembali ke profesinya sebagai guru. Pada tahun 1963, atas permintaan Soekarno, ia dikirim ke Malaysia untuk memberantas buta huruf.

Landoeng, yang akrab disapa Abah Landoeng, lahir di Bandung pada 11 Juli 1926. Ia menempuh pendidikan di Algemeen Middelbare School (AMS) karena ayahnya terlibat dalam pembangunan Gedung Sate sebagai seorang mandor. Saat muda, Landoeng bekerja sebagai pengambil bola di lapangan golf dan tenis, mengumpulkan uang untuk membeli kebutuhan pokok.

Setelah lulus dari AMS pada tahun 1942, Landoeng berkeliling Kota Bandung dengan sepeda kumbangnya. Ia bertanya kepada tukang panggul dan petani yang ditemuinya apakah mereka bisa membaca. Jika tidak, ia berhenti dan mengajar mereka membaca dengan menggunakan papan tulis kecil dan kapur yang selalu ia bawa. Landoeng juga mengajari para saudagar kaya di Pasar Baru yang buta huruf, dan dari mereka, ia sering mendapatkan makanan dan minuman sebagai balasannya.

Landoeng berjuang untuk pendidikan dengan mengajar membaca orang-orang yang buta huruf. Setelah Indonesia merdeka, ia diangkat menjadi guru di SMPN 4 Bandung. Selain itu, ia juga ikut berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Setelah perang kemerdekaan, pada tahun 1950, ia diberangkatkan ke Malaysia untuk membantu mengatasi masalah buta huruf.

Kisah perjuangan Abah Landoeng dalam pendidikan dan sejarah, termasuk perannya dalam KAA, menjadikannya tokoh yang sangat dihormati. Lagu "Oemar Bakrie" yang dipopulerkan oleh Iwan Fals pada generasi 90-an turut mengabadikan perjuangannya sebagai guru. Meskipun usianya kini sudah lanjut, kenangan dan dedikasinya terus hidup dalam hati banyak orang.***

Editor: Iman S Nurdin

Sumber: Diskominfo Bandung


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah