Network
KEBANDUNG. PIKIRAN RAKYAT - Selama lebih dari setengah abad, Sindang Reret telah menjadi ikon kuliner di Kota Bandung dan Jawa Barat. Sejak didirikan pada tahun 1973, rumah makan legendaris ini telah memikat hati banyak orang dengan spesialisasi makanan khas Sunda yang autentik. Tak hanya masyarakat umum, pejabat tinggi negara pun kerap menjadi pelanggan setia.
Corporate Sales Marketing Manager Sindang Reret, Erry Yoga Prakesa, mengungkapkan bagaimana Abah, pemilik Sindang Reret, memiliki visi besar untuk membawa kuliner Sunda ke kancah internasional. "Saya ingat dulu Pemilik Sindang Reret, yang akrab disapa Abah, mengungkapkan visi besar untuk membawa makanan Sunda ke kancah internasional," kata Erry di Jalan Surapati, Kota Bandung.
Abah sering berujar, "Kalau yang ngamumule lain urang, saha deui?" yang berarti "Jika bukan kita yang melestarikan, siapa lagi?" Harapannya, kuliner Sunda bisa menyamai popularitas rumah makan Padang yang telah tersebar luas di berbagai negara.
Baca Juga: BANDUNG:Surga Kuliner, Akomodasi Nyaman dan Wisata Menarik
Sindang Reret menawarkan berbagai menu andalan seperti Ayam Bakakak Karuhun, Gurame Combrang, dan Gurame Mangga Muda. Untuk memperkenalkan dan memperbarui menu serta merayakan kekayaan kuliner daerah, cabang Sindang Reret di Surapati secara rutin mengadakan festival kuliner Jawa Barat setiap tiga bulan sekali.
"Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memperbarui menu, sekaligus merayakan kekayaan kuliner daerah," jelas Erry. Menu terbaru, Ayam Rempah Siraja, bahkan mendapat sambutan positif dari pelanggan.
Dengan harga nasi boks mulai dari Rp 37.500 hingga Rp 49.000 dan menu buffet prasmanan seharga Rp 80.000 hingga Rp 110.000, Sindang Reret tetap menjadi pilihan favorit banyak kalangan.
Empat Cabang dengan Konsep Berbeda
Sindang Reret memiliki empat cabang utama yang masing-masing menawarkan pengalaman kuliner yang unik:
