Jurus Cuan Flashy, Produsen Tas Asal Bandung yang Kini Meraup Omzet Miliaran Rupiah

- 14 Juni 2024, 16:00 WIB
Pendiri UMKM fesyen Flashy, Windy Wulandry, di salah satu gerainya di Jalan Dipati Ukur nomor 1, Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024). (ANTARA/Livia Kristianti)
Pendiri UMKM fesyen Flashy, Windy Wulandry, di salah satu gerainya di Jalan Dipati Ukur nomor 1, Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024). (ANTARA/Livia Kristianti) /

 

 

KEBANDUNG.PIKIRAN-RAKYAT - Flashy, sebuah merek tas yang dikenal sejak era 90-an dengan harga terjangkau, kini telah bertransformasi menjadi jenama fesyen yang menawarkan beragam produk. Transformasi ini terjadi berkat langkah digitalisasi yang diimplementasikan sejak tahun 2019, memungkinkan Flashy untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meraih peluang bisnis baru.

Windy Wulandry, pendiri Flashy, menjelaskan bahwa digitalisasi telah membuka akses bagi konsumen di luar Kota Bandung, bahkan hingga ke negara tetangga seperti Malaysia. "Sekarang kan sudah banyak marketplace gitu ya, kayak misalnya Tokopedia, dengan ini Flashy itu bisa dijual ke seluruh Indonesia. Bahkan akhirnya ada juga pelanggan dari luar negeri, kayak dari Malaysia, dia jadi bisa beli," kata Windy saat diwawancarai pewarta Kantor Berita Antara, Livia Kristianti pada Kamis (13/6).

Tim Flashy juga menggunakan konten audio visual yang menarik untuk menjangkau kaum muda yang mengikuti perkembangan teknologi. Salah satu strategi pemasaran yang digunakan adalah membuat konten tebak-tebakan dengan menggunakan produk mereka, seperti jaket parasut tahan air. Konten ini secara tidak langsung menunjukkan kualitas produk Flashy melalui soft selling.

Baca Juga: Ayo LIBURAN HEMAT Bandung, GRATIS Jadi Sultan di Forest Walk Babakan Siliwangi, Sabtu 15 Juni 2024

Strategi ini terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan daring. Saat ini, sekitar 40 persen dari transaksi penjualan produk Flashy berasal dari Tokopedia. Selain beradaptasi dengan teknologi, Windy menekankan pentingnya menjaga ciri khas produk Flashy. Sejak didirikan 26 tahun lalu, Flashy terus mengembangkan produknya sesuai tren dan kebutuhan pelanggan, namun tetap mempertahankan orisinalitas bahan kain parasut yang menjadi ciri khas mereka.

Bahan parasut ini diperoleh dari pusat Kota Bandung, seperti Jalan Tamim, Jalan Otto Iskandardinata, dan Jalan Cigondewah. Pengerjaan produknya juga dipercayakan kepada penjahit asal Bandung. "Jadi, produknya boleh terus dikembangkan untuk mengikuti tren terbaru, tapi signature Flashy itu harus dijaga, sehingga ini memberikan keunikan dan bisnisnya akhirnya terus berkembang," ujar Windy.

Berkat kemampuan memanfaatkan era digital, Flashy yang dimulai dengan modal Rp500.000 saat krisis moneter, kini berkembang menjadi bisnis dengan omzet mencapai Rp5 miliar dalam setahun.***

Editor: Salman Abidin

Sumber: Antara News


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini