Jejak Penerimaan Peserta Dididik Baru (PPDB) dari Era Kartini hingga Kini

- 4 Juni 2024, 11:06 WIB
Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari zaman Kartini Hingga Kini Terus Bertransformasi
Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari zaman Kartini Hingga Kini Terus Bertransformasi /Foto Humas Jabar/

KEBANDUNG.Pikiran Rakyat - Pendidikan adalah gerbang utama menuju kemajuan bangsa. Bahkan sejak era Ibu Kartini, perjuangan mengantarkan anak bangsa pada gerbang ini tidak henti berkumandang.

Salah satu aspek penting dalam dunia pendidikan, adalah sistem pendaftaran sekolah. Bagaimana perjalanan sistem pendaftaran sekolah di Indonesia sejak zaman Kartini hingga saat ini.

Era Kartini (1879-1904)

Di masa ini akses pendidikan bagi perempuan sangat terbatas. Sekolah formal umumnya hanya untuk mereka kaum elit dan priyayi. Bagi rakyat biasa, pesantren atau pengajaran di rumah menjadi tempat mereka memperoleh pendidikan.

Sistem pendaftaran kala itu terbilang sederhana. Orangtua cukup membawa anaknya ke sekolah dan mendaftarkan mereka kepada guru atau kepala sekolah. Tidak ada tes masuk yang rumit, dan biaya pendidikan pun relatif murah, bahkan terkadang gratis.

 

Era Kemerdekaan

Pasca-kemerdekaan, Indonesia mengalami perkembangan pesat di bidang pendidikan. Akses pendidikan semakin terbuka lebar bagi seluruh rakyat. Begitupun dengan sistem pendaftaran sekolah yang mulai mengalami perubahan.

Di zaman Orde Lama, mendaftar sekolah masih mudah. Tes masuk hanya diperlukan di beberapa sekolah tertentu, dan biaya pendidikan masih terjangkau. Memasuki era Orde Baru, sistem pendaftaran sekolah sedikit rumit, dan tes masuk diberlakukan menyeluruh untuk memilih siswa. Biaya pendidikan pun mulai meningkat.

Kondisi ini berlanjut hingg era Reformasi. Di era ini ada sistem zonasi yang mulai diterapkan untuk pemerataan akses pendidikan. Namun tes masuk dan biaya pendidikan masih menjadi faktor penentu dalam penerimaan siswa.

Era Modern

Sistem pendaftaran sekolah terus berevolusi, termasuk diterapkannya berbagai inovasi dan kebijakan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan. Tidak hanya itu, kurikulum pendidikan pun mengalami perubahan signifikan dan fokus pada pengembangan karakter serta keterampilan abad ke-21.

Jika dulu Ujian Nasional (UN) sebagai penentu utama kelulusan, kini diubah menjadi tolok ukur kualutas pendidikan. Sistem zonasi diperkuat dengan berbagai program afirmasi untuk membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan akses pendidikan berkualitas.


Era PPDB Online

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara daring telah membawa perubahan positif dalam sistem pendaftaran sekolah di Indonesia. Sistem ini dianggap lebih efisien, transparan dan mudah diakses. Akan tetapi, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi, menyusul kesenjangan digital dan potensi kekeliruan data.

Dibandingkan sistem manual, sistem PPDB online jauh lebih efisien dan transparan. Terlebih semua dilakukan melalui situs web atau aplikasi resmi yang disediakan dinas atau sekolah tujuan.

Calon peserta didik pun mendaftar secara mandiri atau dibantu orangtua wali untuk melengkapi syarat pendaftaran, yakni data diri, nilai rapor dan dokumen pendukung lainnya.

Begitupun dengan seleksi, pada sistem ini dilakukan secara online berdasarkan criteria yang telah ditentukan, seperti nilai rapor, prestasi, zonasi dan afirmasi. Dalam sistem ini pun memungkinkan penghitungan nilai dan penetapat peringkat secara otomatis serta transparan, dan hasil seleksinya diumumkan di situs web atau aplikasi resmi.

Sistem ini juga dilengkapi platform pengaduan jika terjadi kekeliruan atau kecurangan, terlebih orangtua atau wali bisa memantau status pendaftaran dan hasil seleksi secara online.

Namun, di balik kelebihan mengefisienkan waktu dan biaya pendaftaran, meningkatkan akuntabilitas serta meminimalisasi kecurangan, akses mudah dan ramah lingkungan (mengurangi penggunaan kertas), kekurangannya terkadang bisa menghambat.

Terlebih tidak semua orang memiliki akses internet dan perangkat elektronik yang memadai. Belum lagi kesalahan input yang bisa menyebabkan masalah dalam proses seleksi serta mengurangi interaksi langsung antara orangtua atau wali dengan pihak sekolah, atau seperti beberapa waktu lalu saat mengalami server down.

Artinya dari zaman ke zaman, sistem pendaftaran sekolah di Indonesia terus bertransformasi. Dari sistem yang sederhana dan mudah diakses, kini lebih kompleks dan selektif. Kendati begitu, berbagai upaya terus dilakukan untuk kualitas dan pemerataan pendidikan, sehingga anak bangsa bisa menggapai cita-citanya melalui pendidikan.

 

Editor: Solihin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini