Network
KEBANDUNG.Pikiran Rakyat – Sejak dahulu Jalan Braga menjadi tujuan wisata, terlebih dengan berbagai daya tariknya yang membuat tempat ini favorit bagi wisatawan lokal dan macanegara.
Bahkan sejak masa kolonial Belanda, Jalan Braga ramai dikunjungi wisatawan. Saat itu Jalan Braga dikenal sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan kaum elit Belanda dan Eropa. Apalagi di sepanjang jalan terdapat banyak took-toko mewah, restoran hingga kafe bergaya Eropa. Tak heran jika berbagai acara budaya dan hiburan, seperti pertunjukan music, teater dan pameran digelar di sana.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, Jalan Braga tetap menjadi tujuan wisata popular, menjadi tempat kongkow pemuda dan pemudi. Terlebih di era itu warung kopi, kedai makanan hingga took buku di sana menjadi tempat favorit para pengunjung. Jalan Braga juga menjadi saksi bisu berbagai peristiwa sejarah penting di Indonesia, seperti Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Jalan Braga yang indah dan meriah itu pun diabadikan dalam sebuah lagu ciptaan Nano S. Lagu berjudul ‘Jalan Braga’ yang dinyanyikan penyanyi Sunda ternama Deti Kurnia menjadi salah satu lagu ikonik karena menggambarkan keindahan dan kemeriahan Jalan Braga.
Dalam lagu itu, sang penyanyi menceritakan kenangan indah di Jalan Braga yang penuh pesona, keramaian dan penuh keceriaan. Di Jalan Braga pula sang penyanyi bertemu berbagai orang dan mengalami banyak momen tak terlupakan.
Lebih dalam lagi, lagu Deti Kurnia menceritakan bagaimana transformasi Jalan Braga dari masa ke masa. Termasuk tempat berkumpulnya para elit dan kaum bangsawan. Namun seiriang waktu berlalu, jalan itu menjadi tempat terbuka bagi semua orang, bahkan menjadi symbol kemajuan Kota Bandung.
Jalan Braga tidak hanya digambarkan sebagai tempat (fisik), tetapi sebagai symbol kemajuan dan moderniyas Kota Bandung dan menjadi saksi perkembangan Kota Bandung dari masa ke masa.
Berusaha mempertahankan keindahan dan keceriaan Jalan Braga, Pemerintah Kota Bandung pun memberlakukan Braga Free Vehicle atau Braga Bebas Kendaraan Bermotor (Brage Beken) setiap hari Sabtu dan Minggu untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung.
Upaya itu berhasil dan sukses. Antusiasme warga Kota Bandung dan wisatawan sangat tinggi. Hal itu tampak dari ramainya pengunjung yang menikmati Jalan Braga tanpa kendaraan.Jika biasanya Jalan Braga dipadati kendaraan lalu lalang dan parkir di akhir pekan, kini sangat berbeda.
