KABANDUNG, Pikiran Rakyat - Distro (distribution outlet) menjadi ciri khas di Kota Bandung, terlahir dari tangan tangan kreatif dan inovatif warga kota kembang, khueusnya gaya hidup dan fashion anak muda.
Distro merupakan istilah fashion paling terkenal di kalangan anak muda. Dibentuk distro tidak lepas dari kolaborasi antara musik, fashion, dan komunitas. Toko distro menjual barang fashion skala kecil dan menengah yang memasarkan macam-macam produk brand fashion secara indie.
Distro, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap Kota Bandung sejak akhir 1990-an. Fenomena ini bermula dari semangat anak muda Bandung untuk mengekspresikan kreativitas dan identitas mereka melalui fashion yang unik dan berbeda.
Baca Juga: HP Murah hanya Rp1 Juta, Khusus Buat Gaming, Ini Rekomendasinya, Salah Satunya Redmi
Awal Mula Distro Bandung
Pada awalnya, distro didirikan oleh komunitas-komunitas musik underground dan skateboard di Bandung. Mereka menjual produk-produk clothing dengan desain original yang mencerminkan gaya hidup dan subkultur mereka. Distro-distro awal ini menjadi tempat berkumpulnya anak muda Bandung yang memiliki minat yang sama.
Kemunculan distro di Bandung tidak lepas dari semangat kemandirian dan kreativitas anak muda pada era 1990-an.
Di tengah keterbatasan akses terhadap merek-merek ternama, banyak anak muda Bandung yang memutuskan untuk membuat produk fashion sendiri yang mencerminkan identitas dan gaya mereka.
Distro pertama di Bandung adalah sebuah studio musik bernama “Reverse” yang menjual merchandise band, kaset, artwork, pernak-pernik dan sebagainya.
Seiring berjalannya waktu, distro Bandung semakin populer dan berkembang pesat. Distro-distro baru bermunculan dengan berbagai konsep dan gaya yang berbeda.
Distro tidak hanya menjual pakaian, tetapi juga aksesoris, sepatu, tas, dan produk-produk lifestyle lainnya.
Pertumbuhan dan Perkembangan